Saat ini, pemasaran dari mulut ke mulut sudah berubah “jari ke jari”. Berkat media sosial, influencer kuliner atau Instagram foodies menjadi trend yang terus meningkat seiring waktu. Faktanya, influencer marketing terus tumbuh pada 2020 di tengah situasi pandemi yang serba online. Kehadiran influencer kuliner memberikan dampak positif bagi bisnis kuliner. Dengan adanya influencer, bisnis kuliner dapat menjangkau lebih banyak konsumen dan meningkatkan penjualan.
Bagaimana Cara Memilih Influencer yang Tepat?
Ditambah lagi, sebagian besar Instagram Foodies mengatakan lebih yakin untuk membeli atau memakai produk dan jasa tertentu, setelah ada ulasan dari influencer terkenal di media sosial. Maka itu, bisnis kuliner seperti restoran atau produk F&B juga harus segera meningkatkan pemasaran online dengan mengajak influencer makanan berkolaborasi.
Meskipun, food influencer tampak menarik audiens di media sosial, kamu perlu tahu dulu apakah si micro influencer atau macro influencer yang lebih cocok untuk bisnis kulinermu? Nah, untuk menjawabnya, yuk simak beberapa hal penting ini, sebelum kamu bermitra dengan influencer makanan atau food influencer.
1. Riset mendalam dan pahami tipe-tipe influencer
Untuk mengembangkan akun Instagram kuliner, kamu juga perlu riset mendalam tentang tipe-tipe influencer yang paling ideal.
Berikut ini beberapa tipe influencer, antara lain:
- Nano influencers (1K–10K followers).
- Micro influencers (10K–100K followers).
- Macro influencers (100K–1M followers).
- Mega or celebrity influencers (1M+ followers).
Selama tahap riset ini, lihat tipe influencer yang kamu suka. Micro influencer? Atau nano influencer? Biasanya, micro influencer memiliki 10K–100K pengikut/ followers. Sedangkan, lebih dari 100K pengikut disebut macro influencer atau celebrity influencer. Apapun pilihanmu, akan berpengaruh pada budget serta jangkauan audiens di media sosial.
Micro influencer biasanya fokus untuk niche/ topik tertentu dan menerima produk. Ada yang bekerja independen, tapi tak sedikit bekerja di bawah naungan agensi digital.
2. Ketahui target audiens dan pasar kamu
Target audiens dan pasar adalah salah satu faktor penting untuk memetakan strategi pemasaran. Setelah diketahui siapa saja target audiens dan pasar, kamu bisa lebih mudah menentukan keyword, hashtag, serta isi konten di media sosial.
Postingan atau pesan yang disampaikan influencer makanan juga lebih terarah, fokus, dan meningkatkan brand value.
Contohnya, kalau Instagram kuliner menawarkan produk donat atau kepiting lobster, maka target audiens adalah kaum muda 15-35 tahun. Sehingga, gaya bahasanya juga lebih casual, muda, energik. Pasalnya, di atas usia 35 tahun, orang umumnya menghindari konsumsi karbohidrat, gula, maupun makanan kolesterol tinggi.
3. Perhatikan gaya hidup dan aktivitas media sosial
Influencer makanan atau food reviewer yang bakal dipilih brand kulinermu akan menjadi perwakilan atau duta merek. Ini artinya, kredibilitas brand ikut dipertaruhkan.
Sebagai influencer makanan yang akan diikuti audiensmu, sudah sepantasnya ia menjadi panutan yang baik. Atau setidaknya, menjaga nama baik brand kulinermu di mata para pengikut.
Karena itu, sebelum memutuskan untuk bekerja sama, perhatikan dulu bagaimana gaya hidup dan keseharian aktivitas di akun media sosialnya. Kamu harus menemukan influencer yang memiliki citra dan kesan positif sebab berdampak langsung pada brand kulinermu.
4. Engagement over Followers count
Engagement atau keterlibatan adalah indikator seberapa interaktif audiens Instagram Kuliner dengan kontenmu. Apakah audiens menanggapi, berkomentar, mengklik tombol like, membagikan konten? Berapa persentase audiens yang lama vs baru?
Influencer makanan yang memiliki banyak followers, tentunya bisa membantu dalam mendatangkan traffic atau followers baru. Misalnya, jika bisnis kulinermu tergolong baru dirilis atau soft opening, kamu dapat kolaborasi dengan influencer makanan lokal dengan 50.000-100.000 followers.
Seiring waktu, kamu bisa mengajak kerja sama food influencer yang lebih banyak pengikut untuk menambah engagement dan followers yang lebih melejit.
5. Perbandingan biaya
Ada banyak influencer makanan atau food influencer di luar sana. Mereka menawarkan tarif jasa yang berbeda-beda. Mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Jangan lupa untuk memerhatikan kualitas followers ketimbang hanya kuantitas/ jumlah.
Micro influencer umumnya mengenakan biaya yang lebih murah ketimbang influencer skala besar. Tapi, pastikan micro influencer ini punya basis followers atau penggemar yang khusus. Contohnya, micro influencer lokal yang followersnya juga sebagian besar ada di kota yang sama. Dengan begitu, perlahan namun pasti bisnis kulinermu akan mudah dikenal dan diketahui masyarakat lokal.
Jika budgetmu sudah bertambah, kamu bisa menjalin kolaborasi dengan influencer skala besar atau selebgram yang terkenal agar kampanye di media sosial semakin viral.
6. Riwayat kerjasama influencer (reputasi, brand kompetitor)
Tips pemasaran kuliner selanjutnya adalah memilih influencer makanan yang belum pernah bekerja sama dengan brand kompetitor. Kenapa begitu? Karena, hal ini bisa menurunkan brand value bisnis kulinermu.
Misalnya, jika food influencer sudah bekerja dalam waktu yang lama dengan brand kompetitor, mungkin sulit bagi bisnis kulinermu menghilangkan kesan atau citra kompetitor. Mengingat, pastinya hubungan food influencer dengan brand kompetitor masih tetap ada, meskipun kontrak bisnis sudah berakhir.
Plus, masyarakat atau publik juga mungkin masih mengingat atau mengenal food influencer sebagai duta atau perwakilan brand kompetitor. Jadi, sebaiknya pilih “wajah” baru yang menciptakan kesan dan reputasi positif bagi brand kulinermu.
7. Brief yang baik
Terakhir, dalam tips pemasaran kuliner adalah memberikan brief yang baik untuk menjelaskan kampanye sesuai strategi influencer marketing yang direncanakan. Contohnya, buat gambar atau presentasi tentang website atau tempat bisnismu.
Jelaskan apa keistimewaan produk atau brand kamu secara detail, lokasi binsis, sampai cara untuk order atau membeli secara online/ offline.
***
Memang sih, memilih influencer makanan atau food influencer yang handal itu gampang-gampang susah. Tapi, kamu tak perlu khawatir! Gabung aja di platform Everplate sekarang!
Kamu bisa pakai layanan Buzzer Campaign dari Everplate agar produk dan bisnis kulinermu di-review oleh jaringan influencer makanan yang siap bantu agar brand kulinermu makin populer dan kebanjiran order! Untuk info lebih lengkap, silahkan isi formulir di bawah ini untuk menghubungi kami hari ini.